Sabtu, 28 Desember 2013 (16 tahun 6 bulan 2 minggu)
Masih terlukis begitu jelas senyum sahabat terbaikku. Senyum tanda tanya itu dimataku begitu membahagiakan. Begitu hangat memeluk jiwaku. Entah berapa lama aku tak merasakan kebahagiaan bersama sahabatku. Senyum yang selama ini ku ukir, hanya sekedar formalitas. Tapi kemarin, aku tak berfikir sedikitpun untuk tersenyum. Bibir ini terbentuk begitu saja tanpa perintah apapun dari otakku. Ya, itulah aku... untuk senyum saja aku berfikir.
Selama melangkahkan kaki, aku tak bisa menyembunyikan kebahagiaanku. Aku terus tersenyum sekalipun tak ada yang bisa membuatku tersenyum. Aku yakin, aku jatuh cinta! Aku benar-benar kembali merasakan JATUH CINTA setelah keterpurukanku ini. Ya, aku kembali jatuh cinta kepada sahabat-sahabatku. Mungkin lebih tepatnya bukan kembali, tapi semakin.
Aku bahagia bukan main. Aku bahagiaaaa.....!!!
Hmm, acara ini awalnya hanya untuk aku dan seseorang. Seperti biasa, aku melibatkan seseorang yang lain. Aku melibatkan sebut saja Dzaky, hehe.. dan Nisrina Fadhilah. Hehehe :D Mereka berdua yang sering aku bikin repot kalo aku ada acara. Gomenasai ._.
Nah, singkat cerita setelah semuanya hampir berjalan sempurna, Dzaky malah mengira kita janjian hari Jum’at. Aku muak sekali membaca smsnya. Kata seseorang aku tak boleh nethink teruuuus. Maka dari itu aku berfikir positif. Pikir positifku adalaaah..
“Aku yakin, Allah membuat Dzaky dan aku tidak sefikiran agar rencana ini gagal karena hanya membuatku sakit dan kembali mengenang yang semestinya tidak perlu dikenang, hanya dijadikan pelajaran saja”.
Kamis, 26 Desember 2013. Seharusnya pada tanggal itu aku pergi ke bioskop bersama seseorang itu, Dzaky dan Nisrina. Tapi karena ulah Dzaky semua jadi berantakan. Aku tak mau ini gagal, karena dengan cara ini aku bisa melihat Dzaky dan Nisrina lebih lama. Tanpa berfikir panjang dan apa akibat atas perbuatanku ini, aku mengajak salah seorang teman. Sebut saja Kakak. Dia adalah teman sekelasku. Awalnya dia begitu acuh terhadap keadaan kelas. Namun, ternyata itu karena belum kenal saja. Dia baik setelahnya. Pertama kali ia memanggilku hanya karena “kipas kelas mati” ? Apa tak ada hal lain yang bisa dia lakukan untuk memanggilku selain membicarakan kipas mati? Apa wajahku seperti tukang service kipas??? Hahaha, tapi aku tak mungkin mudah untuk melupakan perkenalan awal kami.
Dengan penuh perjuangaan.. hehe.. aku mengajak Kakak agar mau ikut denganku. Akhirnya dia mau. Setelah tahu dia mau, aku langsung mengabari Dzaky dan Nisrina. Lalu bergegas meminta izin untuk mengendarai motor ke Bintaro. Yap! Kalian pasti tahu jawabannya ._. aku tidak diperbolehkan ._. Sungguhhhh!! Kepalaku sakit sekali, perjuanganku menyatukan tiga orang itu menjadi sia-siakan kalau tidak jadi!???
Aku kembali berfikir. Tiba-tiba terlintas begitu saja di kepalaku. Tanpa berfikir panjang, aku meminta Kakak untuk membawa motor dan memboncengiku. Masa bodoh dia mau menganggap aku modus, kode, atau apalah itu bahasa anak sekarang. Yang penting aku bisa bertemu dengan Dzaky, Nisrina dan Kakak di bioskop. Hahaha :D
Ketika semua kejadian itu benar-benar dekat, tiba-tiba sahabatku yang lain... Sabil dan Aisah mengajak Nisrina untuk menonton. Menurutku akan sangat seru jika kami benar-benar menonton berenam Aku dan Nisrina pun sangat setuju jika mereka ikut. Dan mereka mauuuu!!!!!
Beberapa jam sebelum semua itu terjadi, degup jantungku tidak karuan. Entah kenapa aku bahagia sekali. Kebahagiaanku bertambah 100% ketika Sabil dan Aisah juga ikuuutt!!! Hoaaah.... Sambil mengobrol dengan Nisrina, dalam hati aku selalu berkata....
“Ini yang pertama dan aku sangat bahagia. Entah mengapa. Aku tak berharap sedikitpun ini menjaadi yang terakhir. Tapi jika memang Allah menentukan ini yang terakhir bagiku, tak masalah. Aku sudah cukup bahagia merasakan semua ini.”
Karena kemarin hari Jum’at, sudah pasti lelaki muslim pergi menjalankan ibadah mingguan mereka. Hahaha, ibadah mingguan? Hehe.. Sudah pasti Kakak dan Dzaky pun shalat bukan? Aku dan Nisrina pun shalat dzuhur terlebih dahulu. Sedangkan Sabil dan Aisah berada di perjalan menuju Bintaro dengan angkutan umum. Sebenarnya aku tidak enak dengan mereka karena harus menggunakan angkutan umum._. sedangkan aku bareng Kakak dan Nisrina bareng Dzaky. Maaaf Sabil, maaf Aisaaah :(
Setelah itu, aku dan Nisrina menunggu di suatu tempat. Ponselku sempat mati, terlebih pulsa paketku habis. Itu bodoh sekali ._. Sesampainya disana, kami menunggu Dzaky terlebih dahulu. Karena rumah Dzaky jauh dari lokasi tempat kami bertemu. Sedangkan Kakak dekat, jadi aku mengabari Kakak setelah aku memastikan Dzaky berada ditengah perjalanan.
“Teh, masih lama? Keburu sore nih (01.28 PM)”. Itu pesan singkat dari Kakak.
Aku tertawa membacanya. Nisrina pun demikian. Seingatku, aku membalasnya lewat whatsapp, dan memintanya untuk segera berangkat. Ia pun berangkat.
Ya, siapa yang suka menunggu. Ditengah waktu kami menunggu, ada supir angkot gatel, genit, rese, ngeselin, gatau diri, hoaaah pokoknyaa iuh iuh berjuta iuh ._. ia menggoda kami. Naudzubillahi min dzalik. Aku pun bergeser ke tempat yang lebih panas.
“Val, kenapa pindah? Disini panas”. Ucap Nisrina.
“Mending ane kepanasan daripada ane emosi digodain sama supir angkot Nis”.
Nisrina yang sudah biasa mendengar aku berkata keras seperti itu hanya tertawa.
Tak lama, aku melihat Kakak. Sudah ku duga sepertinya Kakak akan lebih dulu sampai. Ia sempat berhenti, dan saat ia berhenti aku melihat Dzaky sudah menunggu di tempat Kakak berhenti. Kalian tahu??? Mereka tidak saling kenal sebelumnya, tapi mereka terlihat seperti orang normal yang menunggu padahal yang mereka tunggu adalah orang yang sama. Kalau ingat, aku ingin tertawa karena ini kebetulan tapi sunggguh waaaaw! Hahaha :D
Mereka menghampiri kami. Kemudian aku mendatangi Kakak terlebih dahulu.
“Kakaaaakkk... hehe”.
“Masih lama teh?”. Ucap Kakak.
“Hehe, maaf. Kak, nih temen gua, Nisrina namanya”. Aku mengenalkan Nisrina kepadanya.
Nisrina hanya melambaikan tangan sambil mengucapkan “Halo”.
Apa dia kira ini Korea Selatan? Berkenalan dengan nada ceria yang membuatku ingin tertawa. Ku rasa, ia hanya gugup karena sesuatu hal. Hahahah :D
Aku pun menghampiri Dzaky.
“Dzakyyyy!!!!”.
“Apaan!?”. Sapanya yang memang seperti itu. Lalu ia tertawa.
“Lu bareng Nisrina ya, gua sama temen gua”. Aku tersenyum simpul.
“Iya iya. Eh, pal! Itu nama temen lu sama?”.
Aku tertawa mendengar pertanyaan Dzaky. “Iyee, sama!”. Memang nama asli mereka sama.
Dzaky ikut tertawa.
Karena takut terlalu sore, aku pun meminta Kakak untuk berangkat. Dzaky dan Nisrina mengikuti kami dari belakang jadi aku tak tahu kabar mereka dibelakang.
Kakak dan aku mengobrol. Terlalu banyak jika aku ceritakan obrolanku disini. Pokoknya, berulang kali ia membuat wajahku berubah pucat ketika ia menyalip mobil, melawan arus, bahkan hampir saja menabrak angkot. Aku sudah setengah geram sekali dengan dia. Tapi dia terus menertawaiku. Mungkin hampir tak berhenti.
“Nanti dimarahin bapak gua lu kalo gua sampe lecet”.
“Hahaha tenang teh tenang. Gabakalan dah tenang aja”.
“Pelanin dikit kenapa?”. Pintaku.
“Mau sampe kapan teh?”.
Aku menggigit bibirku. Menahan kesal. Karena setelah bertanya seperti itu dia tertawa.
“Ini mah pulang malem”. Ujarnya.
“Hah? Iya apa?’.
“Nihya, ini aja kita belum nyampe. Belum nontonnya. Yah, pulang malem ini mah”.
“Ah elu mah, jangan nakut-nakutin apa”, Aku sudah kelewat panik membayangkan wajah mama dan papa yang ditekuk habis karena anak perempuannya yang berusia 16 tahun 6 bulan dan 2 minggu itu pulang malam.
Singkat cerita kami menonton “99 Cahaya Dilangit Eropa”. Sebelum ini mulai, Kakak berkata sesuatu.
“Yakin lu teh gua nonton drama?”. Ia tertawa.
Aku hanya bisa tertawa kecil karena merasa tidak enak juga dengan Dzaky dan Kakak.
Jujur itu sedih bangeeetttt, tapi ketika hampir saja air mataku membasahi kedua belah pipiku ini, Kakak pasti tertawa dan bilang “Nangis lu ya teh?”. Dan itu membuat air mataku naik kembali.
Ketika sedang serius menonton, aku mencoba melirik Dzaky. Ku lihat dia menguap dan menggelengkan kepalanya. Entah berapa kali aku melihatnya menguap. Aku yakin seribu yakin, dia bosan ._. Maafkan aakuuuu ._.
Tiba-tiba kakiku ada yang menyenggol. Ya siapa lagi kalau bukan Kakak yang menyenggol. Aku pun menyenggol balik. Dia kembali menyenggol. Aku pun menginjak kakinya. Aku yakin pasti sakit. Terus dia malah tertawa. Astagfirullahal adzim, andaikan itu lapangan mungkin sudah ku ajak ribut ._. tawanya itu begitu penuh makna. Kalian mau dengaaar? Hahah, aku tak mungkin kan meng-upload suara ketawa Kakak?? ._.
Selesai menonton, aku bertanya kepada Dzaky.
“Berapa kali nguap?”.
“Adakali 10x”. Ucapnya sambil tertawa. Ya ampun, Dzaky memang hidupnya penuh dengan tawa. Aku yang lebih banyak menangis daripada tertawa memang butuh orang seperti Dzaky.
Apa jadinya jika aku berteman dengan orang yang seperti aku juga? Mungkinkah kami bunuh diri bersama?.-____-
Sabil mengusulkan untuk photo box setelah shalat ashar. Seumur-umur pergi bareng mereka, aku gak pernah mau ikut difoto. Apalagi photo box, tak pernah sedikitpun terlintas dibenakku untuk melakukannya. Entah ada apa dengan hari itu, aku mau ikut foto. Dzaky dan Kakak tak mau ikut. Aku mencoba memaksanya tapi mereka tetap tak mau ikut.
“Kak, ikutlah! Plis...”. Pintaku.
“Gua mending foto pake hp daripada foto box teh!”. Ucapnya sambil menunjuk ponselnya.
Aku berbalik badan. “Dzaky, mau ya?”.
Dzaky tak menjawab malah angkat tangan.
Aku kembali berbalik ke Kakak. Ia pun melakukan hal yang sama.
“Dari judulnya aja udah serem”. Ucap Kakak.
Aku melihat papan yang bertuliskan “Photo Cantik”.
“Apalagi warnanya pink!”. Sambung Dzaky kemudian tertawa.
“Ish!”. Aku setengah geram. “Kalau judulnya diganti “Photo Ganteng”, terus warnanya Hitam kalian mau????”.
Mereka tak menjawab pertanyaanku.
Aku sudah tak bisa berbuat apa-apa. Aku tetap ikut berfoto dengan sahabat-sahabatku.
Kami bergaya sesuka kami. Dan ini salah satu hasilnyaaa....
Bagaimana?? Heheh, aku yang pakai kerudung orange. Belakangku, namanya Sabil. Sebelahku namanya Aisah. Dan belakang Aisah, namanya Nisrina. Bagaimana mereka? Cantik-cantik bukan???
Kami pun pulang. Aisah dan Sabil terpisah dari kami. Aku dan Nisrina setengah berlari mengejar dua lelaki yang sudah saling akrab padahal baru kenal siang ini. Terlebih mereka akrab sekali dalam meledekku. Aku pun membuka aib mereka satu persatu. Mungkin mereka kesal, dimulai dari Dzaky membuka aib ku di SMP. Aihhh.... Dzakyyyy!! Kalau Kakak meledekku setelah sudah pakai helm dan diatas motornya. Dia bilang begini.
“Apa teh? Cosplay? Kenapa si Cosplay tadi lu bilang?”.
Dzaky dan Nisrina tertawa mendengarnya.
“Nis! Seharusnya kamu bela aku!”.
Nisrina malah membuat Dzaky, Kakak dan aku tertawa karena sikapnya.
------Siingkat cerita, aku naik motor Kakak.
Selama di motor, aku dan Kakak tidak seramai waktu berangkat. Aku lebih sering fokus dengan ponselku. Dan tak disangka Kakak melirik melalu spion dan tertawa. Aku yakin, dia melihat semua bentuk wajahku karena membaca Whatsapp yang terlalu serius. Siaal! Aku kecolongan. Untung cepat sadar, kalau tidak berapa banyak bentuk wajahku yang abstrak ia lihat?????? ._.
Hahaha, sebenarnya masih ada lagi. Apalagi sepulang dari kejadian kemarin malamnya aku malah menangis karena dua orang. Hihihi, tapi aku tak mau menceritakan itu disini. Terlalu sakit tauuuu!!
Haha, udah dulu aaah :) ada yang nungguin. Wkwkwkw :D Bye blog! Wkwk :D Sampai ketemu di kisah selanjutnyaaa..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar