Pos telat nih :)
Rabu, 1 Januari 2014
Malam.... aku baru saja membohongi seseorang. Aku bilang aku mengantuk dan mau tidur, tapi aku malah menulis materi blog. Yaaa, entah kenapa ya tiba-tiba fikiran, hati dan detak jantung jadi ga beraturan. Kesana-kemari.
Sebenernya merasa bersalah juga sih udah membohongi orang itu. Tapi ya apa boleh buat? Aku lagi butuh waktu sendiri untuk berfikir mengapa psikis maupun fisikku terasa berbeda setelah membaca itu?
Ya, aku tahu ini aneh. Tiba-tiba saja aku jadi sedih drastis. Entah apa yang aku fikirkan sampai sesedih ini. Aku pun sudah berusaha untuk tidur, namun tetap tidak bisa. Akhirnya aku memutuskan untuk menulis blog.
Oke, karena habis berbohong aku mau bahas tentang berbohong.
Menurut pendapatku (karena semua orang mempunyai pendapat sendiri tentang berbohong), berbohong adalah situasi dimana kita tak dapat menerima kenyataan dari sebuah kejujuran. Jadi, kita lebih senang menerima kenyataan ini bukan karena “ITULAH ADANYA”. Tapi kita merasa bahwa “SEHARUSNYA BEGINI”. Ya, itu hanya pendapat dariku saja. Semua orang bebas berpendapat bukan?
Kalau banyak orang bilang, berbohong itu dapat dijadikan suatu jalan yang sebenarnya terlarang agar kita mendapatkan kenyataan yang kita inginkan. Ya, sehebat-hebatnya jantung buatan manusia, jantung yang Allah SWT berikan ke kita secara gratis tak dapat dibandingkan dengan jantung buatan manusia. Itulah alasannya aku sangat menyesal karena membohongi dia. Aku bilang aku mengantuk, namun Allah belum mengizinkan untuk itu. Akhirnya aku tidak bisa tidur sekalipun aku memaksakan diri untuk tertidur.
Mungkin, kita kecewa karena dibohongi. Tapi, tahukah kamu orang yang berbohong pun menderita. Disisi lain ia merasa mendapat apa yang ia mau, namun disisi terbesarnya ia harus berfikir keras bagaimana semuanya berjalan sesuai kebohongannya. Itulah sebabnya, sekali seseorang membiasakan diri untuk berbohong maka ia akan terus melakukan itu.
Hmm, aku ga tahu apa yang membuatku berbohong malam ini. Yang jelas, aku sangat menyesal udah membohongi seseorang itu. Aku juga masih gatau kenapa aku bisa membohongi dia. Jelas-jelas dia tidak bersalah sedikitpun. Tapi entah kenapa untuk malam ini aku justru merasa sedih jika harus berkomunikasi. Aku tak tahu penyebab pastinya, yang jelas perasaan ini terus berkata-kata dalam hati “Apa salahnya? Mengapa aku bersikap seperti itu?”.
~ Jangan jadikan cinta seperti bermain layang-layang, ditarik, lalu diulur, dan seringkali di adu. Lalu menemukan pemenangnya. Bagaimana dengan yang kalah? Menyakitkaaaan!!
By : Noval Firyallian Pristi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar