Sabtu, 26 Juli 2014

Rindu Yang Menyakitkan

26 Juli 2014, 01.42 (Late post)

Menjelang lebaran... Garut... Jawa Barat...
Bukannya tidur malah tiba-tiba nangis. Nangis setelah keluar dari kamar mandi. Gak jelas emang. Hmm, kakek. Pasti ini karena kakek. Tiba-tiba keingetan kakek. Ramadhan tahun ini tanpa kakek. Tahun lalu? Aku gak tahu ada apa enggak. Rasanya aku bener-bener lupa. Kakek dimana sekarang? Di surga. Ya disurga. Aamin

Aku kangen kakek. Ya kangen. Kangen banget. Kenapa keingetannya pas keluar dari kamar mandi. Karena cuma kakek yang mau dibangunin pas lagi nyenyak-nyenyaknya tidur buat nganterin aku. Masih inget semuanya kek.

“Kek bangun, noval mau ke kamar mandi.” Kakek langsung bangun. Buka pintu belakang. Buka pintu dapur. Nyalain lampu. Gak komentar sedikit pun. Selesai dari kamar mandi, kakek masih sempet nganterin aku ke kamar.

Masih inget semuanya kek. Aku juga masih inget waktu kakek ajakin main ninja-ninjaan. Baju ninjanya dibuat dari sarung. Terus kakek, fadhel sama aku kejar-kejaran. Luar biasa bahagianya sampe sekarang.

Aku juga masih inget. Waktu kakek ngupas nangka di halaman belakang. Kakek suruh aku cobain langsung dari buahnya. Awalnya mau aku cuci dulu, tapi kata kakek gak perlu dicuci karena rasanya bakal beda. Setelah dewasa gini, aku coba makan nangka dan dicuci dulu. Rasanya sama kek. Sama enaknya bagiku. Kakek ternyata bohong. Tapi emang iya ada yang beda. Bukan rasa di lidahnya kek. Tapi dihati bedaaaa banget. Karena dulu, pas makan aku liat kakek. Liat senyum kakek sambil makan nangka. Dan sekarang, aku makan itu sendirian. Sendirian kek.

Aku masih inget waktu TK aku nolak kakek untuk nganterin. Karena semua temenku dianter sama mamanya, bukan kakek-kakek. Aku gak tau kenapa aku pernah sebodoh dan seangkuh itu. Aku juga gak tau kenapa aku pernah sebegitunya sama kakek. Kalau inget, rasanya mau ngulang itu. Dan mau gandeng kakek terus. Gamau ngelepasin sedikitpun. Kali inget itu, bawaannya mau dianter kakek lagi. Sekalipun sekarang aku udah SMA.
Kalau kakek dan ibu masih hidup, tiga orang pertama yang aku ajak foto pas wisuda SMA itu kakek sama nenek. Karena kakek, nenek dan ibu yang ngurus aku dari 5 bulan sampe aku 2 tahun. Dan sekarang aku bener-bener kehilangan sosok kakek plus ayah yang ada didiri kakek. Aku juga kehilangan ibu. Dan aku cuma punya nenek aja sekarang.

Aku kangen kakek. Aku mau peluk kakek. Aku mau liat senyum kakek. Aku mau main lagi sama kakek. Sayang banget sama kakek. Gak akan pernah nyianyiain kakek lagi. Aku mau kakek balik lagi. Aku tahu aku egois banget minta kakek balik lagi ke dunia fana ini sedangkan kakek udah ada disurga kan? Tapi aku kangen kakek.

Walaupun kata mamah kakek itu kakek tiri, tapi aku gak pernah merasa kalo kakek itu kakek tiri. Kakek tetep kakek. Selamanya akan jadi kakek. Kakek plus sosok ayah. Kakek yang selalu ada buat cucunya.

Senin, 14 Juli 2014

Ini Karena KEBODOHANMU!!

Bismillahirrahmanirrahim
Semoga tulisan ini tidak menyingung pihak manapun. Aamin

Senin, 14 Juli 2014 (17 tahun 1 bulan)
Ya Allah, apakah yang membuat kami menjadi jauh? Apakah yang membuat kami menjadi tak bersatu? Apakah yang membuat kami menjadi seperti ini?

Entah mengapa, kesalahpahaman tak pernah berujung. Aku tak bisa berbuat banyak. Selain lebih banyak diam dan menenangkan jiwaku, Putri dan Anna. “All iz well” selalu kata itu yang coba kutanamkan walau begitu banyak kebohongan. Ini tidak adil, sangatlah tidak adil.

Aku tak tahu bagaimana caranya menyikapi semua ini. Hilang akal. Putus asa. Miris sekali rasanya. Maaf, bagi semua orang yang ku sakiti secara sadar maupun tidak. Maaf, untuk semua yang dirugikan karena sikapku. Maaf, untuk semua yang tersakiti karena ucapanku. Maaf, untuk semua yang terluka karena tatapanku. Maaf, untuk semua yang sakit hati karena tertutupnya telingaku. Maaf, untuk semua yang meragu karena janji-janjiku. Aku hanya manusia yang berusaha baik, dan akan terus begitu.

Aku teringat pada kalimat yang selalu terngiang ditelingaku, berbayang dimataku, terucap dibibirku. Mendalam, dihati dan pikiranku. “Kamu tidak akan pernah menjadi dirimu sendiri jika kamu ingin membahagiakan semua orang”. Ya, aku setuju. Aku rasa memang begitu adanya. Hukum alam.

Dear Putri, sampai kapan kau menyuruhku diam tak berontak? Sampai kapan kau menahanku dan menjatuhkan air mata sia-sia? Sampai kapan kau membuatku menjadi jiwa yang lemah lagi rapuh?

Dear Anna, sampai kapan kau menyuruhku melawan orang yang menyakitiku? Sampai kapan kau menyuruhku melukai orang dengan sikapku? Sampai kapan kau membuatku menjadi jiwa yang keras lagi picik?

Aku hanya menangis sendiri. Menangisi kebodohan ku sendiri. Bahkan aku sampai lupa bagaimana caranya tertawa lepas. Bagaimana caranya menangis bahagia. Bagaimana caranya mengutarakan perasaan.

Kami bagaikan dua orang di dua bukit, yang membutuhkan jembatan yang baik dan kokoh untuk bertemu ditengahnya. Kami hanya ingin membagi suka duka seperti dahulu. Kami hanya ingin menjadi pribadi yang dahulu. Aku tidak menyalahkan siapapun atas semua ini. Ini terjadi karena keegoisanku. Karena kebodohanku. Karena ketidak pekaanku. Dan lagi, menyiakan apa yang seharusnya patut disukuri.

Naftaqiduki, Anata ga inatakute sabishii, Bogoshipoyo, Seni özledim, Miss inti, Leípeis, Vous me manquez, Mis je, Vermisse dich, Miss you......
Dari semua bahasa artinya sama! Aku kangen kamu!!!!!!! :”