Senin, 24 Februari 2014 (16 tahun 8 bulan 1 minggu 3 hari)
Setelah membaca salah satu artikel mengenai kesehatan, ga membuatku sama sekali merasa lebih baik. Mungkin, lebih buruk dari sebelumnya. Terserah keluarga mau menganggap aku berlebihan menanggapi ini, pakai bawa-bawa hobiku yang suka menulis dan berkhayal. Ya memang pada kenyataannya, kebahagiaanku sampai aku hampir berumur 17 tahun ini hanyalah khayalan. Aku memang masih hidup, tapi aku benar-benar merasa bahwa jiwaku telah mati. Telah lama mati. Dan entah ada dimana bangkaiku. Entah dimana.
Aku bukan orang yang pandai berucap, bahkan bisa dibilang aku hampir tak bisa berbicara bagaimana keadaanku sekarang, perasaanku sekarang, apa yang aku inginkan. Selama ini, aku lebih banyak menulis apa yang ku butuhkan, yang ku inginkan, yang ku rasakan. Bahkan ketika penyakit aneh yang menyebalkan dan selalu berusaha untuk membunuhku itu kambuh sekalipun, aku hanya bisa berucap. “Sakit, ini sakit banget. Melilit gitu. Sakit”. Bukankah seharusnya aku bisa menyusun kata lebih baik lagi daripada itu? Aku juga gatau apa yang terjadi sama aku. Aku dapat melihat dengan jelas, tapi jiwaku mengartikan samar. Aku mendengar, tapi telingaku tak bisa menangkap yang ku dengar dengan baik. Aku berbicara, tapi aku seringkali tak tahu kemana arahku berbicara. Bahkan, aku menulis seperti ini saja aku tak tahu apa yang sedang aku fikirkan dan aku bicarakan.
Aku menulis ini dengan jari-jariku. Bukan berdasarkan kerja otak tapi kerja hati. Tiba-tiba saja terlintas mengenai negative thinking. Aku lelah. Lelah sekali jika harus selalu berfikir negative kepada semua orang yang ada disekitarku. Tapi apa mereka sadar bahwa apa yang mereka lakukan itu tak selalu memberikan arti positif bagiku. Bukan mau menuntut, aku tahu aku pun tak bisa menjadi arti positif bagi mereka. Aku hanya menyulitkan. Menyusahkan.
Aku tak tahu apa iya aku memiliki gangguan mental. Mungkinkah seorang calon psikolog memiliki gangguan mental seperti ini. Dan ku rasa ini sangat serius. Life must go on sekalipun semua orang menyuruhmu mati sekalipun kan val? :(
Tidak ada komentar:
Posting Komentar