Kamis, 02 Juli 2015

Menangis

Kamis, 02 Juli 2015

Halo blog. Aku senang masih sempat menulis dan kembali merangkai kata disini meskipun sebenarnya banyak hal yang tak bisa ku ceritakan disini.

Sekitar dua minggu yang lalu, usiaku tepat 18 tahun. Bukan usia muda lagi untuk merengek apalagi hanya menyusun mimpi tanpa mewujudkannya. Aku yang sekarang, lebih siap untuk menghadapi masalah yang kuhadapi beberapa tahun silam. Dan masih sangat terkejut untuk menghadapi masalah yang kuhadapi saat ini. Ya, kesiapan ku akan menghadapi masalah sangatlah buruk karena aku baru siap setelah masalah itu selesai. Dan sekarang? Aku hanya bisa berkata,
“Coba kalo aku ga begitu....
“Seandainya kemarin aku seperti ini.....”
“Aku salah langkah kan?”
Dan masih banyak pengandaian bodoh yang aku ucapin. Bodoh emang. Bodoh banget.

Hari ini aku di kejutkan dengan banyak kejadian. Kejadian yang orang dewasa lakukan. Ya, orang dengan usia DEWASA dengan kelakukan ANAK-ANAK. Kalau begini terus, sepertinya aku akan mati karena tertekan.

Jadi ingat beberapa waktu ketika usia ku belumlah belasan. Ketika aku tak bisa mencapai apa yang aku harapkan. Ketika aku jatuh untuk pertama kalinya. Ketika aku menangis untuk pertama kalinya. Ketika aku dihadapkan masalah untuk pertama kalinya. Ketika aku mendengar kabar buruk untuk pertama kalinya.

Yang paling membuat setengah jiwaku kembali ke masa kecilku ketika aku tak bisa mendapatkan apa yang aku inginkan. Tebak apa yang aku inginkan saat itu? Gadget? Bukan. Aku anak 90-an yang lebih senang main congklak ketimbang pegang gadget yang saat itu masih berat seperti ‘bagelan’. Aku ingin barbie. Iya, aku pernah bermain barbie. Haha, dan kala itu papa dan mama tidak memberikannya. Aku kesal bukan main. Emosiku bergejolak bukan main. Seketika aku bicara,
“Aku benci papa mama!”
“Mereka tak sayang aku!”
“Mereka pilih kasih!”
“Aku ga sayang mereka!”

Hanya karena barbie aku bicara seperti itu. Ya, maklum kalau bukan dengan barbie aku bermain dengan apa? Mereka sibuk, adek-kakak ku laki-laki. Apa iya aku harus selalu ikut main bola? Hahahha.

Kemudian, aku menangis. Menangis sejadi-jadinya. Aku gamau bicara sama mereka. Aku gamau menanggapi mereka berbicara. Sampai akhirnya aku mendapatkan apa yang aku inginkan.

Menangis, senjata paling ampuh untuk merubah keadaan seakan lebih baik. Seakan tak ada yang terjadi. Seakan semua baik-baik saja. Seakan-akan............ dunia akan kembali berpihak kepada yang menangis.

Tapi, itu dulu. Sebelum aku sadar bahwa tidak semua yang ditangisi akan berubah atau kembali. Sebagai contoh, jika aku ingin mainan baru dulu.... ketika aku menangis masalah seakan selesai dan aku mendapat apa yang aku inginkan. Lebih ke depan lagi, aku menangis karena nilai ujianku kecil sehingga aku gabisa masuk SMP 4 Tangsel, aku tetep aja jadi murid MTsN 2 kan? Meskipun bisa aja pake jalan ‘titipan’, mama ga mau ngelakuin itu. Kita lebih mundur kebelakang, ketika ibu meninggal.................................................. aku menangis sejadi-jadinya. Sambil terus berkata,
“Ya Allah, jangan ibu. Aku aja yang meninggal.”
“Ya Allah, aku sayang ibu. Jangan ambil ibu.”
“Ya Allah, kurangi nyawa hamba untuk nyawa ibu.”
“Ya Allah, kurangi semua nyawa orang ga berguna. Dan berikan pada ibu.”
Ya, namanya anak kecil. Yang aku tahu nyawa itu bisa ditukar. Ternyata, semua tidak berhasil. Ibu tetep dimandikan, dikafani, dishalatkan, dan akhirnya kembali ke tempat pembentuknya, tanah.

Sekarang, untuk apa menangis lagi? Toh, ga akan merubah segalanya kan. Mereka yang sudah DEWASA itu pun tidak akan berubah dengan tangisanku. Bahkan hanya akan membuang segenap tenagaku.

Air mata, berfungsi untuk melindungi mata. Dan dipercaya memperbaiki suasana hati ketika berhasil menetes. Senjata paling ampuh untuk wanita dan anak kecil. Terkadang pria pun menggunakan senjata ini. Ketika air mata ini benar-benar berhasil turun, akan ada suara-suara ini dari manusia disekelilingnya,
“Ada apa? Ada masalah apa?”
“Jangan nangis, nanti cantiknya hilang.” Hello, menangis ataupun engga aku tetep ga cantik!!!
“Jangan cengeng gitu ah, masa gitu aja nangis.” Maaf ya, aku nangis bukan keinginanku. Turun gitu aja VROH! Dikata aku pemain ドラマ kali yaaa.
“Jangan nangis dong.”
“Yailah dia nangis.”
“Ih gitu aja nangis.”
Dll......

Setelah delapan belas tahun berlalu, akhirnya aku sadar bahwa nangis tidak akan merubah apapun. Sedikit pun. Secuil pun bagi orang yang beranjak dewasa. Dan hanya berdampak TENANG SEBENTAR dan masalah tetap ada dihadapan aku!

Ya, semacam ganja dengan dosis ringan. Cuma lebih sehat kalo ga berlebihan. Lebih halal. Dan tidak mengeluarkan biaya. Ya, karena ganja mahal..... sepertinya aku cuma bisa nangis untuk memberi ketenangan SESAAT.

Semoga kedepannya aku bisa lebih DEWASA lagi menghadapi SEMUA TINGKAH ORANG YANG TAK TERDUGA...

 ノバル ビリヤリアン ビルスチ。

たたかい!!!