Jangan mempercayai bahwa apa yang kau alami saat ini akan berlangsung
selamanya. Ketika sesuatu yang dihadapanmu sedang membuatmu tertawa, bukan
berarti ia akan selalu membuatmu tertawa. Sama halnya ketika sesuatu yang ada
dihadapanmu sedang menyakitimu, bukan berarti ia akan selalu menyakitimu. Ini
hidup, bukan ドラマyang kisahnya selalu membahagiakan. Bukan pula picisan
yang selalu menyedihkan dan menyenangkan diakhir kisah. Kalau begitu, kapan
menyenangkannya?
Aku gak tahu apa yang sedang aku lakukan saat ini.
Aku sedang menyakiti diri sendiri atau apa. Berpura-pura bahagia atau apa.
Berlari atau apa. Mengejar atau apa. Menangis atau apa. Tersendu, terluka,
terhampar, tergores atau apa! Jadi apa? Setelah sekian lama memutuskan untuk
tidak mencurahkan apa yang aku rasakan disini, aku jauh lebih labil dari
sebelumnya. Blog, diary cukup membantuku. Aku tahu, kalian tidak memberikan
solusi. Bahkan banyak orang mencemoohku karena aku terkesan ‘meminta dikasihani’.
Tapi, bukan. Bukan itu maksudku.
Menulis ada hal terbaik bagiku untuk mengungkapkan
apa yang sedang aku rasakan. Menulis pula, yang membantuku ketika bibir ini tak
sanggup lagi berkata-kata. Menulis pula, yang membuatku belajar banyak tentang
bahasa. Menulis apa yang aku rasakan terasa jauh lebih baik daripada
menceritakan secara lisan. Aku terlahir menjadi seperti ini. Menjadi labil. Mudah
merana. Mudah galau. Mudah tersakiti. Tapi sungguh, aku yakin bahwa apa yang
datang padaku tak selamanya buruk. Tentu tak selamanya baik. Aku yakin apa yang
aku rasakan selama ini ada yang benar ada yang salah. Aku percaya bahwa apa
yang sedang terjadi padaku saat ini bukan perwujudan kesialan atau kegagalan. Aku
ya aku. Dia ya dia. Aku lebih baik jadi aku. Dia lebih baik jadi dia.
Pesan terakhirku, percayalah bahwa orang yang lebih
berarti adalah orang yang bisa membawamu tertawa dan menangis bersamanya dan
atau karenanya. Tandanya, orang tersebut berhasil membuatmu hidup menjadi
manusia seutuhnya.
Salam, dari seorang remaja yang sedang meniti
karirnya untuk menjadi seorang psikolog. Aamiin.